Pancasila Dasar Negara 1

photo of man sitting on wooden fence Tuan-tuan Hakim, kami sekarang sudah menerangkan wudjudnja machtsvorming P.N.I. Kami toch, sebagaimana banjak saksi menerangkan kepada Tuan-tuan Hakim, selamanja mendidik keamanan, selamanja mendidik kesabaran. Hairankah Tuan-tuan Hakim, bahwa surat-surat- chabar kaum imperialisme itu, sebagai mitsalnja A.I.D., de Preanger-Bode, Nieuws v. Tuan-tuan hakim, dengan pergaulan hidup yang demikian ini, dengan pergaulan hidup yang tiada kelas perusahaan besar ini, dengan pergaulan hidup yang hampir penuh dengan kaum kromo dan kaum marhaen saja ini, kami dari Partai Nasional Indonesia, yang selamanya berdiri diatas realiteit itu, kami harus menjalankan politik yang Kromoistis dan Marhaenistis pula. Selama 1793-1794, ia mempunyai peran besar sebagai salah satu petinggi Komite Keselamatan Publik, badan yang dibentuk oleh Konvensi Nasional pada 25 Maret 1793 untuk menjalankan pemerintahan darurat selama revolusi. Kami mencoba menyusun-nyusun energi massa yang berjuta-juta itu, mencoba membelokkan energi segenap kaum intelektual Indonesia ke arah susunan massa ini; kami mencoba, -dan kami yakin akan bisa-, kami mencoba memberi keinsafan pada kaum intelektua Indonesia itu, bahwa di dalam kalangan massa inilah mereka harus terjun dan berjuang, di dalam kalangan massa inilah mereka harus mencari kekuasaan bangsa, – jangan lebih dulu hanya menjalankan politik “salon-salonan” saja, menggerutu sendiri-sendiri atau marahmarah di dalam kalangan sendiri saja.

Lahirnja Negara Indonesia Timur (N.I.T.). Di sinilah bagi Asia Depan itu permulaan cara-pemerintahan negara disatukan dengan religi. Terwudjudnja Negara Ke satuan pada tanggal 17 Agustus 1950, sebagai anggota D.P.R. Sumatera Tengah; anggota Dewan Pertahanan Daerah merangkap Penasihat (anggota Staf Gubernur Militer) Sumatera Tengah, dan anggota K.N.I.P. Disamping itu sebagai Ketua Madjelis Luhur Ikatan Madrasah2 Islam di Kalimantan Selatan dan selaku Ketua Dewan Pimpinan Tjabang Masjumi Amuntai. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sedari tahun 1945 – 1948, djabatan2 jang pernah dipegangnja, antara lain selaku : Ketua P.N.I. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia, terdjun dalam Persatuan Perdjuangan Sumatera dan mendjabat Sekretaris Djenderal dalam Sidang K.N.I.P. Diwaktu pendudukan Djepang ia terdjun dalam Hookoo Kai. Dalam pada ia mengedjar tjita-tjitanja jang kemudian-hari, maka ia sudah mentjobalah mendatangkan perbaikan-perbaikan pada hari-sekarang di dalam nasibnja rakjat jang ia mau laksanakan tjita-tjitanya itu. Tetapi,- bukan hanja theorie sadjalah jang menambah kekuatannja rakjat; bukan hanja cursus-cursus dan brochures dan suratsurat- orgaan sadjalah jang membesarkan kemauannja rakjat. Nah revolusi Sovyet, bukan revolusi Rusia, tetapi revolusi Sovyet adalah revolusi daripada kelas proletar dan tani menggugurkan kapitalisme. Revolusi ini menjadi salah satu revolusi besar dunia yang mampu mengubah tatanan hidup masyarakat, khususnya warga Perancis. Tuan-tuan Hakim, dengan dalil ini maka tergambarlah dengan seterang-terangnja bagaimana besar faedahnja pemimpin mengasih theorie kepada kaum jang ia tuntun.

Tuan-tuan Hakim, djuga di Indonesia, adalah suatu raksasa jang tidak ditakuti oleh kaum imperialisme, selama ia belum insaf akan tenaganja. Ah, Tuan-tuan Hakim, di Indonesia ini, toch bukan kami sadja jang mengatakan akan datangnja perang itu, toch bukan kami sadja jang mengumumkan kabar itu, jang memang bukan kabar bohong! Ia adalah suatu pergerakan jang bukan sadja menulis di dalam statutennja perkataan-perkataan “kemerdekaan Indonesia”,-ia adalah pula menuliskan di dalam statuten itu, “bekerdja untuk Indonesia merdeka”, dan mempunjailah pula daftar-usaha jang berisi matjam-matjam fatsal “perbaikan-hari-sekarang” itu tadi. Dan bersamping-sampingan dengan actie sehari-hari ini, bersamping-sampingan dengan apa jang kita sebutkan “daadwerkelijke acties” ini, maka kita menghasilkanlah pada rakjat itu matjam-matjam theorie beserta pengadjarannja pergerakan-pergerakan di negeri-negeri lain,-jakni kita mengasih kepada rakjat itu cursus-cursus dan surat-suratbatjaan, agar supaja rakjat itu mengetahui segala selukbeluk perdjoangannja, mengetahui apa sebabnja ia harus berdjoang, buat apa ia harus berdjoang, dengan apa ia harus berdjoang, artinja: agar supaja rakjat tidak mengindjaki djalan-djalan jang salah dan tidak pula sebagai kambing mengikuti sadja kepada tuntunan dengan tidak ikut memikir.

Di sinilah rakjat itu bisa diobah kemauan dan tenaganja, diukur-ukur dan ditaker-taker kekuatannja, dipelihara dan dibesar-besarkan kekuasaannja, digemblèng kekerasan-hati dan energienja! Bisa mematikan oleh karena impor yang dibawa ke sini adalah impor yang amat murah sekali tidak sebagai impor Inggris di India. Tidak selamanjalah perdjoanganperdjoangan ini membawa kemenangan-wadag kepada kaum proletar, malahan sering sekalilah besarnja kemenangan- kemenangan wadah ini tidak setimbang dengan besarnja korbanankorbanan jang djatuh di dalam perdjoangan itu,-en toch, di mana perdjoangan- perdjoangan itu menang, maka kekuatan- kekuatannja kaum proletar lantas mendjadilah haibat bertambah besarnja, oleh karena perdjoangan-perdjoangan jang demikian itu adalah mengorbankan rasakekuatannja di dalam perdjoangan kelas. Perdjoanganperdjoangan jang mendatangkannja kemenangan tidak karena kekuatan jang sebenarnja ada, tetapi hanja dengan mengabui mata si musuh sadja tentang keadaannja kekuatan sendiri itu, suatu ketika pastilah mendjadi runtuh lagi, dan pastilah meninggalkan suatu rasa keputusan-asa jang makin keras bilamana buah-buah jang pertama tadi itu lebih berseri-serian. Tidak! “Di dalam massa, dengan massa, untuk massa! Tidak bisalah kami mencoba mengalahkan imperialisme itu dengan mendesaknya ke luar dengan kekuatan persaingan ekonomi, tidak bisalah kami mencoba melemahkan dayanya dengan daya “self-containing” yang nasional-ekonomis sebagai di India itu.