Materi Sosiologi Kelas X

KETEMU PENDETA BRIAN, HABIB JAFAR SYAHADAT ULANG🤣 - LOGIN JAFAR ONAD - KRISTEN PROGRESIF eps 14 Tuan-tuan barangkali bisa juga lantas mempunyai pikiran: “Benar VOC dan cultuurstelsel jahat, benar VOC dan cultuurstelsel memasukkan rakyat Indonesia ke dalam kesengsaraan dan kehinaan, tetapi buat apa membongkar-bongkar hal-hal yang sudah kuno? Inilah jalan satu-satunya untuk keluar dari kesengsaraan. Kita mengetahui, bagaimana, untuk menjaga monopoli di kepulauan Maluku itu, kerajaan Makassar ditaklukkan, perdagangannya dipadamkan, sehingga penduduk Makassar itu ratusan, ribuan yang kehilangan pencarian-rezekinya dan terpaksa menjadi bajak laut yang merampok ke mana-mana. Kita mengetahui, bagaimana di tanah Jawa dengan politik “devide et empera”, yakni dengan politik “memecah-belah”, seperti dikatakan Prof. Sebagai penutup, pemandangan Prof. Maafkanlah jika terhubung dengan itu kami sependapat dengan Prof. Tetapi, maafkanlah Tuan-tuan Hakim, bahwa kami di sini mau bercerita sedikit lebar tentang zaman Oost-Indische Compagnie itu dan juga tentang zaman cultuurstelsel, yakni oleh karena bekas-bekas VOC dan cultuurstelsel itu sampai kini hari masih tampak di dalam susunan pergaulan hidup Indonesia, sehingga sifat-sifat PNI terpengaruh pula oleh karenanya. Dia sendirilah yang ikut menjadi hantu yang mengancam keselamatan negeri Tiongkok, dia sendirilah yang nanti di dalam pergaulan mahahebat dengan belorong-belorong imperialisme Amerika dan Inggris ikut membahayakan keamanan dan keselamatan negeri-negeri sekeliling Lautan Teduh, dia sendirilah salah satu belorong yang nanti akan perang tanding di dalam perang Pasifik!

VOC dan cultuurstelsel itu, yang keduanya bersistem monopoli, sampai ini hari belum hilang, sampai ini hari masih terbayang dalam wujud susunan pergaulan hidup Indonesia, sehingga politik dan gerakan Partai Nasional Indonesia, sebagai nanti akan kami terangkan, terpengaruh oleh karenanya! Partai Nasional Indonesia menolak semua teori yang mengatakan bahwa asal-asal penjajahan dalam hakekatnya bukan pencarian rezeki, menolak semua teori yang mengajarkan, bahwa sebab-sebab rakyat Eropa dan Amerika mengembara di seluruh dunia dan mengadakan tanah-tanah jajahan di mana-mana itu, ialah oleh keinginan mencari kemasyhuran, atau oleh keinginan kepada segala yang asing, atau oleh keinginan menyebarkan kemajuan dan kesopanan. Pusat sebagai Wakil Partai Islam Masjumi ; Wakil Ketua B.P. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sedjak tahun 1947 – 1949, djabatan2 jang dipangkunja antara lain sebagai: Patih (Kepala Pemerintah Negeri); Ketua Dewan Dajak (Kutai Ulu); Ketua Dewan Kutai; Wakil Ketua Madjelis Pemerintah Daerah Kalimantan Timur untuk selandjutnja sebagai anggota Delegasi B.F.O. Setelah Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, pada tahun 1948 ia mendjadi Guru Sekolah Menengah Negeri Pamekasan disamping selaku anggota Komite Nasional Indonesia Kawedanan Madura.

footprints on snow near sea Imperialisme adalah bertentangan kepentingan dengan kita: bukan kepentingan imperialismelah me-“matang”-kan kita atau me”rijp”-kan kita; bukan kepentingan imperialismelah “menganugerahkan” kemerdekaan kepada kita. Kita tahu air dapat memutar roda kincirnya orang Minangkabau, tetapi air saja berapapun kuatnya dialirkan, tak bisa memutar roda Lokomotif yang berat itu yang mesti menarik sepuluh atau lebih gerobak penuh muataan pula. Kini orang Inggris sudah bisa mengusir bangsa Prancis dan Portugis dan Belanda dari India. “kerja paksa” dan yang terutama memberi untung kepada negara Belanda itu, yang telah begitu menggemukkan kantong kapitalis Belanda partikelir itu, cultuurstelsel itu tidak lekas-lekas dihapuskan. Selain itu, revolusi industri juga menyebabkan eksploitasi tenaga kerja kelas bawah yang dilakukan oleh kaum kapitalis (pemilik modal). Kita sekarang sudah sampai pada keadaan ekonomi yang bersifat kapitalis. Dan keadaan di Indonesia? Pemisahan Benda dengan Gerakan inilah yang menentukan keadaan Benda. Bahwasanya, balapan mencari jajahan yang kita alami dalam zaman kapitalisme-modern itu, yang mengaut-ngaut ke kiri dan ke kanan dan memasang mulut serta mengulur-ngulur kukunya sebagai Maha-Kala yang angkara murka, – balapan mencari jajahan ini tidak ada bandingannya di seluruh riwayat manusia. Tetapi sesudah di dalam balapan ini negeri Inggris menjadi yang paling depan, sesudah kapitaisme Inggris di dalam imperialismenya bisa membelakangkan sekalian musuh-musuhnya, sesudah John Bull boleh berjanji “Perintahlah, Inggris, perintahlah ombak”, sesudah itu masuklah dua kampiun baru di dalam gelanggang imperialisme dan menjadilah balapan ini di dalam abad ke-20 suatu balapan baru antara Inggris, Amerika dan Jepang, suatu balapan baru untuk mengejar kekuasaan di atas negeri mahakaya yang sampai sekarang belum bisa “terbuka” seluas-luasnya itu, yakni negeri Tiongkok!

Perintahlah, Inggris, Perintahlah ombak! Kita mengetahui bagaimana di dalam abad-abad ke-17 dan ke-18 Oost-Indische Compagnie (VOC), terdorong oleh persaingan hebat dengan bangsa-bangsa Inggris, Portugis dan Spanyol, menanam sistem monopolinya. Nafsu akan rezekilah yang menjadi nyawanya Kompeni di dalam abad ke-17 dan ke-18; nafsu akan rezekilah pula yang menjadi sendi-sendinya balapan cari jajahan dalam abad ke-19, yakni sesudah kapitalisme-modern menjelma di Eropa dan Amerika. ”, tetapi dia sendirilah ikut menjadi belorong imperialisme yang angkara murka! Sesudah Oost-Indische Compagnie pada kira-kira tahun 1800 mati, maka tidak ikut mati sistem monopoli, tidak ikut mati sistem mengaut untung bersendi pada paksaan. Cindur mata di Minangkabau, selainnya pada politik juga bertiang pada panggilan sex. 65 (Arah etika dalam politik Kolonial). Tetapi, bagaimana djuga, kami di dalam bulan Desember itu memandang perlu sekali membantah di dalam openbaar omong kosong tentang tahun ’30 itu dan memandang perlu sekali mendidik keamanan dan ketenteraman pada rakjat. Perubahan sosial pasca Revolusi Prancis dan Revolusi Industri menjadi salah satu sebab yang melatarbelakangi lahirnya sosiologi.