Waktu pendudukan Djepang sebagai: Ketua Harian ,,Pusat Pergerakan Islam” di Medan. Pergerakan : karena aktiviteitnja sebagai anggota P.N.I., maka berkali ia harus keluar masuk tahanan, antaranja pada tahun 1933 di Bandung dan waktu mendjabat Ketua Pimpinan Umum P.N.I. Setelah proklamasi, sedjak tahun 1946 – 1949 : pertama selaku Redaktur tiarian ,,Mimbar Umum” untuk kemudian sebagai Hopredaktur ,,Islam Berdjoang” di Medan : anggota D.P.R. Kemudian, antara tahun 1946 hingga 1950, pernah mendjabat sebagai Kepala Djawatan Agama Keresidenan Atjeh untuk kemudian selaku Gubernur Militer Daerah Atjeh, Langkat dan Tanah Karo. R.I. Pernah turut sebagai anggota Misi Djasa² RI ke Burma. Dengan terwudjudnja Negara kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950, duduk sebagai anggota D.P.R. D.P.R. R.I.S. dan terwudjudnja Negara Kesatuan sebagai anggota D.P.R.R.I. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia, antara tahun 1948 – 1949 duduk selaku anggota Staf Gubernur Militer dan Sekretaris P.D.R.I. Wakil Notaris disamping kedudukannja sebagai anggota Pengurus „Persatuan Bola Kerandjang Seluruh Indonesia” dan Sekretaris II Pengurus Besar „Ikatan Sport Indonesia”.
Medan dan dipilih sebagai Penasihat „Persatuan Motoris Indonesia” dan selaku Ketua „Serikat Pegawai2 Regie Tjandu” diluar Djawa dan Madura. Budjangga Djawa jang termashur Kijai Ronggowarsito pun adalah membikin ramalan, bahwa dalam tahun 1930 bakal ada kedjadian luar biasa, sebagaimana diperingatkan pula oleh surat chabar Darmokondo tanggal 8 Januari jang lalu. Tidakkah ini suatu bukti, bahwa ramalan dan kepertjajaan tentang tahun 1930 itu di dalam kalangan rakjat memang sudah tak aneh lagi, dan memang sudah sebagai “keadaan biasa” belaka? O, memang, Tuan-tuan Hakim, kalau rakjat memang tak tenteram, kalau memang ada bisik-bisikan tahun ’30 akan ada apa-apa, itu harus dan misti ada sebabnja! Partai Nasional Indonesia adalah djauh daripada maksud jang demikian itu tatkala dilahirkan di dunia,-dan memang adalah pula djauh daripadanja selama ia hidup dan bergerak di dunia dua-tiga tahun ini. Amatilah dengan tukang nyanyi yang mana si putri itu terbang buat hidup sampai mati. Selain itu banyak orang-orang Minahasa yang menyingkir ke Bolaang Mongondow dan kawin mawin dengan penduduk Mongondow. Tiadalah benda itu dari Bintang sampai ke Kuman bergerak kacau-balau semau-maunya, melainkan menurut undang yang pasti yang boleh diukur dan dilaksanakan.
Semua aturan itu boleh kita pelajari sekarang, karena ada tertulis dengan nyata dan masih disimpan. Oleh karena itu, djikalau rakjat Indonesia mengusahakan berhentinja pendjadjahan itu, djikalau Partai Nasional Indonesia mengedjar kebebasan itu, maka rakjat Indonesia, maka Partai Nasional Indonesia, maka kami-orang hanjalah memenuhi “keharusan-keharusannja-riwajat” belaka,- mendjalankan “historische taak”nja tiap-tiap bangsa dan tiap-tiap negeri,-“historische taak” jang tidak-boleh-tidak pasti terdjadi, pasti terlaksana. Oleh karena itu, bagian jang pertama daripada pendakwaan hilanglah sama sekali kekuatannja. Karena mudahnya perhubungan, maka lama kelamaan orang Indonesia dari perantau di daratan, nomaden, seperti bangsa asalnya, ialah bangsa Tartari, menjadi perantau di Lautan. Islam dinyatakan menjadi urusan-urusan persoon. Revolusi ini menjadi salah satu revolusi besar dunia yang mampu mengubah tatanan hidup masyarakat, khususnya warga Perancis. Jayabaya hidup dalam masyarkat yang goyang dan Bumi yang goyang. Pencarian hidup cara mengadakan hasil, itulah terutama ahli yang jadi dasar buat Kasta itu. Di dalam sidang Dokuritzu Zunbi Tyousakai itu memutus-kan akan memberi dasar kepada negara.
Pada gerakan membalik kita akan saksikan keadaan Ekonomi, akan jadi alat adanya Pesawat dan pesawat akan jadi alat adanya sifat Bumi dan Iklim. Pergerakan : sedjak tahun 1945 hingga sekarang, ia mengetuai Dewan Politik Gerakan „Kebaktian Rakjat Indonesia Sulawesi” (K.R.I.S.). Tetapi tidak baiknya gerakan Swadesi ini ialah ia punya kekolotan. Masa Tuan tidak bersalah, toch di mana-mana rakjat berbisik-bisik, bahwa tahun ini akan ada apa-apa! Banjak saksi-saksi adalah menerangkan, bahwa kami selamanja mendidik kepada keamanan. Sebab dengan machtsvorming jang demikian itu, dengan suatu macht jang njata dan haibat serta diinsafi oleh anggauta-anggautanja, dengan suatu macht jang bernjawa nasionalisme, beruratsaraf ampat-shakti itu, bebadan wadag massa jang berkerumunan itu, dengan macht jang demikian itu kita toch sudah bisa mendjadi maha-shakti dan mahakuasa,- ambui sesungguhnja, zonder bom-boman atau dynamiet-dynamietan, zonder kotjak-kotjakan sengadja membahajai keamanan umum, atau melanggar gezag atau ikut pada perkumpulan jang bermaksud kedjahatan, zonder mendjalankan barang sesuatu jang dilarang oleh hukum! Kita, kaum nasionalist Indonesia, kita selamanja akan mendjundjung tinggi perdamaian dan keamanan.